Berita

Petani Banggai Butuh Sistem Pengairan Sawah

167
×

Petani Banggai Butuh Sistem Pengairan Sawah

Sebarkan artikel ini
Staf Khusus Menteri Pertanian RI, Yesiah Ery Tamalagi (kemeja hitam) menyempatkan diri melakukan panen padi ladang bersama petani Desa Kota Baru dan perangkat pemerintah Kecamatan Lamala, Kabupaten Banggai. (Foto: Ist)

BANGGAI – Kendala pengairan dua desa di Kecamatan Lamala, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah membuat petani mengandalkan turunnya hujan di lahan persawahan yang luasnya 1.000 hektar.

Padahal menurut keterangan salah satu petani, jejak saluran irigasi di tempat mereka sudah ada sejak jaman Belanda.

Kondisi pengairan menjadi topik perbincangan antara petani dengan Staf Khusus Menteri Pertanian RI, Yesiah Ery Tamalagi, Selasa (26/9/2023) siang di lahan persawahan tadah hujan.

“Masalah irigasi ini jadi persoalan kami pak. Disini rata-rata tadah hujan. Ada juga yang mengambil air dari saluran yang dibuat tidak beraturan karena mengamankan sawahnya masing. Te tau bagaimana perencanaannya dorang buat lalu. Padahal sejak jaman Belanda saluran irigasi ini sudah ada, dan sumber air juga tersedia di sekitar sini, lahan Desa Kota Baru ini 300-an hektar lahan Desa Baruga 700-an hektar,” kata salah satu petani.

Kepala Desa Baruga Semuel Boito mengaku sudah berjuang agar pembangunan irigasi persawahan petani setempat dapat dilakukan oleh pemerintah daerah, namun upayanya jelas sia-sia.

“Saya ini sudah pernah baku bantah sampai saya buka baju waktu musrembang tahun 2019, tapi sampai bapak datang kesini tetap begini saja keadaannya,” kata Semuel Boito.

Pertemuan siang itu memang dihadiri kades-kades di Kecamatan Lamala bersama Camat Lamala, Muh. Saleh. Pertemuan ini merupakan lanjutan dari kunjungan para kades dan Camat Lamala ke Kementerian Pertanian RI beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal tersebut, Yesiah Ery Tamalagi mengakui jika persoalan ini tidak segera dicarikan jalan keluarnya maka program-program Kementerian juga tidak akan maksimal.

“Inilah pentingnya kita melihat langsung di lapangan dan dialog secara terbuka apa adanya. agar kondisi obyektif kita tau persis. Makanya waktu kita ketemu di Jakarta saya bilang akan datang melihat langsung. Ini sudah menjadi SOP di kementerian sejak Pak Syahrul Yasin Limpo menjadi Menteri Pertanian. Data dan laporan tidak boleh hanya berdasarkan laporan tertulis tapi harus berdasarkan hasil turun lapangan,” jelas Yesiah Ery Tamalagi.

Selain itu Yesiah Ery juga menjelaskan sejumlah program Kementerian Pertanian yang dijalankan saat ini.

“Jadi mengatasi masalah pertanian kita semua harus berbagi peran, Kementan, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, teman-teman PPL sampai petani, termasuk aparat keamanan. Terima kasih juga kepada pak Danramil dan Babinsa serta aparat kepolisian karena kita semua boleh sharing info hari ini,” kata Yesiah Ery Tamalagi menutup pertemuan.

Sebelum diskusi, Yesiah Ery Tamalagi menyempatkan diri melakukan panen padi ladang bersama petani dan perangkat pemerintah yang hadir. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *