BANGGAI – Kementerian Pertanian RI terus mendorong masyarakat melakukan pengembangan lahan kering menjadi area pertanian produktif. Tidak hanya pada lahan tidur biasa, area bekas tambang emas pun coba dimanfaatkan menjadi kebun durian.
Pemanfaatan are bekas tambang emas menjadi lahan pertanian produktif ini dilakukan masyarakat Desa Uwelolu, Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pemanfaatan lahan tersebut mulai dilakukan dua kelompok tani Uwelolu setelah Kementan RI menurunkan program pengembangan lahan pertanian produktif pada areal lahan kering, hortikultura dan perkebunan di atas lahan seluas 40 hektare.
“Lahan ini tahun 2011 diambil tanahnya karena mengandung emas. Syukurnya emas hanya dipermukaan. Setelah itu kita mulai menanam lagi. Kita syukur sekali karena pemerintah melalui Menteri Pertanian memasukkan tempat kami untuk ditanami durian,” kata Slamet Riadi ketua Kelompok Tani Maju Bersama kepada Staf Khusus Kementan RI Yesiah Ery Tamalagi, Rabu (27/9) siang.
Slamet Riadi mewakili mayarakat Uwelolu kemudian mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian atas program pengembangan lahan tersebut.
“Terima kasih kepada Pak Menteri Syahrul Yasin Limpo karena telah memberikan perhatian kepada kami masyarakat Uwelolu. Kami akan tekun menjalankan program ini,” tandasnya.
Yesiah Ery Tamalagi menjelaskan dua kelompok tani di Desa Uwelolu mendapat program komoditas durian di atas lahan seluas 40 hektar, sementara dua kelompok tani lainnya di desa tetangga juga mendapat program yang sama di atas lahan seluas 40 hektar sehingga total lahan durian di Toili Barat seluas 80 hektar.
Ia meminta petani penerima program dapat memanfaatkan kesempatan itu, sebab tidak semua daerah mendapat program serupa.
“Tolong dikerjakan dengan benar apa yang sudah diberikan kepada bapak-bapak semua, karena tidak semua tempat mendapat program ini. Di Sulawesi Tengah baru dua tempat yang kita turunkan program ini. Selain disini juga di Soyojaya Morowali Utara,” harap Yesiah Ery Tamalagi saat melihat proses land clearing lahan.
Beberapa bibit durian juga sudah terlihat ditanam warga di atas lahan seluas dua hektar.
“Kita tetap pantau pak, karena kalau panasnya terus panas terik seperti ini mungkin kita harus pakai paranet untuk mengurangi panasnya atau lebih baik bibitnya tetap di polibag dulu sampai memungkinkan kita pindahkan,” kata salah satu PPL yang hadir. ***