Nusantara

Peran GAMKI Dalam Hilirisasi Nikel

148
×

Peran GAMKI Dalam Hilirisasi Nikel

Sebarkan artikel ini
Narasumber pada Seminar Nasional DPC GAMKI Morowali Utara.

MORUT – Gearakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) harus mengambil peran dalam program strategis nasional Pemerintah Indonesia terkait hilirisasi Nikel.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum DPP GAMKI Sahat Marthin Philip Sinurat pada pelantikan DPC GAMKI Morowali Utara (Morut) dan seminar nasional di Ruang Pola Kantor Bupati Morut, Sabtu (23/9/2023).

“Industrialisasi sudah menjadi hal penting yang didiskusikan GAMKI sejak kongres kita kemarin di Medan. Bahkan Presiden Jokowi saat menghadiri kongres kita memuji perhatian kita pada kebijakan strategi nasional pemerintah. Karena itu tentu saja DPP berharap kajian strategis terhadap hilirisasi nikel di Morowali Utara menghasilkan langkah langkah kongkrit dan strategis,” kata Sahat.

Sementra itu Bupati Morut Delis Djulkarson Hehi di hadapan peserta Seminar Nasional DPC GAMKI Morut bertema Peluang Kerja dan Kewirausahaan Generasi Muda Dalam Proyek Nasional Hilirisasi Nikel di Morowali Utara memaparkan, hilirasi nikel di Kabupaten Morowali Utara membuka keran tenaga kerja dalam jumlah besar. Satu perusahaan saja membutuhkan hingga 15 ribu orang tenaga kerja.

“Peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemuda di Morowali Utara. Tidak hanya bekerja di perusahaan saja, tetapi masih sektor lain yang potensial dikembangkan,” kata Delis.

Menurut Delis, peluang investasi smelter nikel di Morut masih terbuka.

“Ada tiga kawasan baru lagi yang akan dibuka. Jadi ini akan membuka lapangan kerja maupun dunia usaha lainnya,” kata Delis.

Sejak ketentuan hilirisasi nikel ditetapkan pemerintahan Joko Widodo, Kabupaten Morut terus meningkat perekonomian dan pendapatan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi Morut bahkan menjadi tertinggi kedua di Indonesia.

Peluang lain, kata Delis, adalah sektor jasa dan UMKM. Ia mengasumsikan jika ada 15 ribu karyawan perusahaan nikel setiap hari membutuhkan makanan, laundry hingga kebutuhan tempat tinggal.

“Bila dihitung-hitung, gaji seorang karyawan perusahaan itu Rp4 juta perbulan. Kemudian mereka membelanjakan untuk tempat tinggal bagi yang luar, makan, minum dan belanja lainnya. Ada sekitar enam puluh miliar uang yang berputar dalan sebulan,” ujar Delis.

Hal senada dilontarkan Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi. Pada kesempatan itu, Ery Tamalagi menantang pemuda Morut baik di GAMKI maupun lainnya untuk bertani.

“Belasan ribu karyawan perusahaan itu pasti butuh makan dan lain-lain. Kalau kita tidak bergerak cepat, peluang itu bisa saja direbut orang lain dari luar Morowali Utara,” ujarnya.

Pihak Kementerian Pertanian, kata Ery Tamalagi akan terus mendorong bahkan membantu bibit tanaman yang mau dikembangkan. Pelatihan-pelatihan juga bisa difasilitasi.

Ery Tamalagi juga menjelaskan saat ini sudah ada perencanaan komoditas unggulan yang akan dikembangkan pada sejumlah kecamatan hasil pemetaan Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Pemkab Morut.

Adapun wilayah pengembangan komoditas unggulan yaitu Kecamatan Mori Atas, Mori Utara, Lembo Raya, Lembo, Petasia Barat, Petasia, Souo Jaya, Bungku Utara dan Mamosalato.

Komoditas unggulan yang akan dikembangkan berupa pertanian, perkebunan, peternakan, hortikultura, buah-buaha dan lain-lain. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *