MOROWALI – Tumpukan sampah di sepanjang jalan Trans-Sulawesi, Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah, kian memprihatinkan. Kondisi ini mendorong PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) melibatkan timnya dalam perencanaan pembangunan sarana penunjang pengelolaan sampah terpadu di daerah tersebut.
Penumpukan sampah hingga berserakan di wilayah Bahodopi tak hanya mengganggu pengguna jalan, namun kini telah menimbulkan bau yang tidak sedap. Sampah itu juga dapat menyebabkan banjir, karena sebagian sampah telah menutupi saluran pembuangan air atau selokan.
Kondisi itu diperparah karena minimnya fasilitas tempat pembuangan sampah di wilayah pemukiman, serta tempat pengelolaan sampah terpadu di wilayah Bahodopi.
Sejak 2019 lalu, baik Pemerintah Kabupaten Morowali maupun pihak Kecamatan Bahodopi bersama PT IMIP merencanakan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu atau TPST seluas 20 hektare di wilayah Bahodopi.
“Tahun depan TPST sudah mulai dibangun di Bahodopi. Kita juga dibantu oleh PT IMIP. Lahan yang disiapkan itu 20 hektar. Namun yang terpenting dari itu adalah bagaimana perilaku hidup bersih dari masyakarat mulai saat ini sudah terbangun. Mulai sekarang, warga harus bisa mengelola sampahnya sendiri,” urai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Morowali, Elita Gawi, saat membuka kegiatan World Clean Up day, di Bahodopi, Sabtu (16/9/2023).
Di tempat yang sama, Camat Bahodopi, Tahir mengatakan, saat ini Bahodopi dikenal bukan hanya karena adanya industri nikel saja, namun juga karena sampah yang berserakan dimana-mana. Sehingga, kata dia, problem sampah di wilayah itu menjadi tanggungjawab bersama seluruh masyarakat, pemerintah dan pihak swasta.
“Meski terbatas sarana dan prasarana persampahan di wilayah ini, karena itu salah satu kendala kita, namun kita berharap masyarakat kita lebih paham dan sadar dengan perilaku kebersihan. Kedepannya Bahodopi akan disediakan tempat pembuangan sampah, seluas 20 hektar untuk pengelolaan sampah terpadu. Sekarang sedang masuk tahapan diskusi publik untuk pembuatan dokumen lingkungan. Semoga itu menjadi jawaban jangka panjang dari masalah sampah yang ada di Bahodopi,” jelas Tahir.
Sementara, mewakili manajemen PT IMIP, Koordinator Community Relations PT IMIP, Thomas Deni Bintoro mengatakan, apa yang dilakukan oleh perusahaan merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan secara berkelanjutan. Utamanya penanggulangan sampah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kita berharap, apa yang kita lakukan bisa memberikan energi positif pada masyarakat untuk ikut ambil bagian menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi. Keinginan kita semua mendukung prinsip penanganan sampah yang cerdas dan berkesinambungan untuk menjamin masa depan yang bersih dan lebih baik lagi,” kata pria yang akrab disapa Deni itu.
Untuk diketahui, dalam aksi global WCD 2023 yang juga digelar di Kecamatan Bahodopi kali ini, Pemerhati Lingkungan Bahodopi (PLB), PT IMIP, DLH Morowali, Pemerintah Kecamatan Bahodopi, TNI, Polri, serta ratusan volunteer melakukan aksi bersih dan edukasi pemilahan sampah organik dan anorganik.
Sebelumnya juga, pada Agustus lalu PT IMIP bersama dengan Pemerhati Lingkungan Bahodopi (PLB) berkunjung ke sekolah-sekolah yang ada di Bahodopi untuk memberikan edukasi pemilahan sampah kepada para siswa. ***