Berita

Kementan Genjot Produksi Jagung Dalam Negeri

164
×

Kementan Genjot Produksi Jagung Dalam Negeri

Sebarkan artikel ini
Kementan RI

JAKARTAKementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jendral Perkebunan menggenjot produksi jagung dalam negeri melalui optimalisasi lahan dengan sistem tumpang sari pada perkebunan kelapa sawit.

Program  Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) akan dilakukan pada 22 propinsi di lahan seluas 175 ribu hektar.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah menyampaikan program Kesatria akan memanfaatkan waktu tanaman sawit yang belum menghasilkan buah segar pada tahun pertama dan kedua. Harapannya bisa mendapatkan hasil produksi dari tanaman tumpang sari, dalam hal ini jagung.

“Ditjen Perkebunan mencoba mengangkat program integrasi tanaman kelapa sawit dengan tanaman pangan ataupun semusim lainnya. Melalui program ini kami mendorong dorong swasta untuk ikut berpartisipasi dalam pengoptimalisasi lahan. Sekaligus mensukseskan program tanaman pangan dalam meningkatkan produksi pangan,” ujar Andi di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Andi menyebutkan alasan menggeber produksi jagung karena sebagai penyangga ketahanan pangan juga menjadi komoditas pangan strategis, sekaligus dapat menghemat devisa impor.

Selama ini, impor jagung membelenggu ketahanan pangan. Jika program ini berjalan, maka targetnya dapat meningkatkan produksi jagung nasional 1 juta ton pipilan kering.

“Direktorat Jenderal Perkebunan memprediksi apabila seluruh lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara baik dapat berkontribusi terhadap peningkatan produksi jagung nasional sebesar 1 juta ton pipilan kering,” lanjutnya.

Andi akan menggandeng seluruh sektor perkebunan kelapa sawit. Mulai dari unsur dinas yang membidangi perkebunan tingkat provinsi, kabupaten/kota sentra kelapa sawit. Kemudian perusahaan perkebunan kelapa sawit, baik BUMN maupun swasta, dan gabungan pengusaha serta asosiasi kelapa sawit Indonesia.

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi berharap program tersebut mampu mengurangi atau bahkan menghentkan impor jagung. Dia menilai Indonesia mempunyai potensi untuk swasembada jagung.

“Saya mendorong agar kita bisa memaksimalkan potensi tersebut dengan upaya khusus melalui optimalisasi lahan perkebunan. Terutama kelapa sawit, supaya hasilnya benar-benar optimal. Saya meminta agar saudara mendetailkan potensi optimalisasi lahan perkebunan tersebut, khususnya kelapa sawit agar dapat memanfaatkannya secara optimal,” ujar Harvick. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *