MORUT – Calon Bupati Morowali Utara, Jeffisa Putra Amrullah mengurai fakta di balik janji pengadaan genset untuk masyarakat di Kecamatan Bungku Utara dan Mamosalato. Hal ini guna menjawab anggapan yang menilai janji itu adalah solusi yang salah tafsir.
Dalam siaran langsung di media sosial, Sabtu (12/10/2024), Jeffisa menjelaskan bahwa penanganan masalah listrik di dua kecamatan tersebut, seharusnya dipahami dari perspektif program dan solusi yang ia tawarkan bersama calon Wakil Bupati Ruben Hehi.
“Berdinamika dalam politik itu tentang gagasan dan program. Tidak semua orang memahami mindset yang ada di kepala masing-masing,” ujarnya.
Baca juga: Cabup Morut Jeffisa Putra Janjikan Mesin Pembangkitan Listrik untuk Bungku Utara dan Mamosalato
Jeffisa merasa perlunya pemahaman masyarakat, terutama setelah munculnya pernyataan yang mengatakan bahwa persoalan listrik itu adalah gaweannya PLN. Kemudian pemerintah daerah hanya memfasilitasi lahan untuk tempat berdirinya PLN.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mendukung solusi masalah listrik. Meskipun pihak tertentu berpendapat bahwa hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab PLN.
“Saya mau bilang begini, jangan kita bohongi masyarakat dengan kata-kata seperti ini,” kata Jeffisa.
Fakta di Balik Janji Jeffisa
Dalam dialog kampanye di Kecamatan Bungku Utara, Jeffisa menggarisbawahi janjinya untuk menyediakan mesin pembangkit listrik berupa genset jika terpilih.
Jeffisa lantas mengurai fakta yang ia dan Ruben Hehi temukan saat berada di wilayah tersebut.
Kata dia, di sana tidak bersoal tentang jaringan. Sebab jaringan Bungku Utara bukan tergolong jaringan tua seperti yang ada di kecamatan-kecamatan lain.
“Saya mau bilang begini, jangan kita menafsirkan bahwa yang kita lakukan ini adalah janji yang tidak akan ditepati,” jelasnya.
Jeffisa juga mengingatkan masyarakat tentang keberhasilan mendiang Bupati Morowali Utara sebelumnya, Aptripel Tumimomor.
Kala itu, bupati Aptripel menganggarkan Rp9 miliar dari APBD untuk pengadaan jaringan listrik di Kecamatan Soyojaya.
“Rp9 miliar gunakan APBD, itu bukan anggaran PLN. Jadi ketika orang bilang bahwa pemerintah daerah tidak punya kewenangan terkait PLN, kok bisa kemarin di zaman almarhum Aptripel, di zamannya Anwar Hafid juga bisa,” ujarnya.
Baca juga: Pasangan Jeffisa-Ruben Janjikan Pelayanan Kesehatan Gratis dan Prioritas Tindakan Medis
Jeffisa mengungkap alasan kenapa begitu penting genset bagi masyarakat di dua kecamatan tersebut. Sebab daerah ini tidak dilewati jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT), apalagi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Saat ini, kedua kecamatan itu hanya mengandalkan dua unit genset masing-masing berdaya 500 kilo volt ampere. Dengan kondisi itu, pemadaman listrik tak terelakkan.
“Ketika masyarakat Bungku Utara dan Mamosalato memberikan kepercayaan pada kami, maka kami pastikan genset baru ada di kecamatan ini, sehingga tidak bersoal lagi tentang mati-mati lampu,” tegasnya.
Pentingnya Peran Pemerintah Daerah
Jeffisa menegaskan, jika ada anggapan bahwa masalah listrik sepenuhnya berada di luar wewenang pemerintah daerah, itu adalah kesalahan besar.
Ia mencotohkan kebijakan Plt Bupati Morowali Rachmansyah Ismail yang mengadakan genset menggunakan APBD sebagai solusi mengatasi masalah listrik di wilayahnya.
“Rachmansyah yang baru menjabat Plt Bupati selama 9 bulan, mampu mengadakan genset, walaupun nilainya tinggi,” ungkapnya.
Baca juga: Kesetaraan Hukum bagi Warga Morut Bakal Terwujud jika Jeffisa-Ruben Terpilih
Keputusan Rachmansyah itu, kata Jeffisa, menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat harus diutamakan, berapapun anggarannya.
“Untuk masyarakat, jangankan APBD 13 miliar, 100 miliar untuk kebutuhan masyarakat harus kita lakukan. Harus kita berani mengambil kebijakan itu,” tandasnya.
Jeffisa tidak menyalahkan para pihak di kubu lawan politiknya, akan tetapi jangan mengeluarkan statement kepada masyarakat yang seolah-olah masyarakat itu tidak paham apa-apa.
“Saya bukan bilang mereka salah, Tidak. Tapi jangan membohongi masyarakat dengan kata-kata. Karena saya juga masyarakat,” tegasnya.
Jeffisa juga mengaku telah berdiskusi dengan pihak PLN terkait keterwakilan anggaran daerah untuk PLN. Hal ini menurutnya penting untuk membantu PLN mengatasi gangguan listrik di Morowali Utara.
Baca juga: Jeffisa Putra dan Ruben Hehi Gratiskan Pendidikan Hingga Kuliah
Ia kembali menyebut peran mendiang Aptripel Tumimomor dalam pelaksanaan jaringan interkoneksi Poso-Morowali Utara sebagai contoh seorang pemimpin yang memikirkan masyarakatnya.
Jeffisa menegaskan bahwa pemerintahan yang efektif harus berani mengambil keputusan yang berpihak pada rakyat, termasuk dalam hal penyediaan listrik yang stabil.
“Kalau kalian takut anggaran daerah itu jadi aset BUMN, ya berarti kalian tidak pernah ingin masyarakat nyaman. Jadi ayo kita berikan logika yang baik terhadap masyarakat tentang bagaimana menangani daerah ini,” tandasnya. (ham)