Berita

Arman Marunduh Bawa Misi Gerindra Atasi Genangan Banjir Bunta

45
×

Arman Marunduh Bawa Misi Gerindra Atasi Genangan Banjir Bunta

Sebarkan artikel ini

Tiga Dusun Belum Tersentuh Bantuan

Anggota DPRD Morowali Utara Arman Marunduh mengunjungi warga Bunta
Arman Purnama Marunduh (kiri) bersama warga Bunta Alwun Lasiwua diskusi tentang penyebab dan solusi mengatasi genangan banjir yang sudah berlangsung 14 hari, Minggu (6/4/2025) siang. (Foto Ist)

MORUT – Politisi Partai Gerindra Arman Purnama Marunduh menjaring aspirasi warga terdampak banjir di Desa Bunta, Morowali Utara. Dari usulan relokasi sekolah hingga tanggul sungai menjadi catatan penting dalam kunjungannya Minggu (6/4/2025) siang.

Di tengah genangan air yang belum surut selama dua pekan, relawan Gerindra Peduli Banjir Morowali Utara bergerak menyalurkan bantuan sembako ke dusun-dusun terdampak.

Namun lebih dari sekadar bantuan darurat, Arman Marunduh membawa misi Gerindra mencari solusi permanen mengatasi banjir tahunan yang diperparah aktivitas perusahaan di wilayah Kecamatan Petasia Timur segera teratasi.

Gerindra Peduli Banjir Morut mendapat dukungan bantuan logistik dari Wakil Ketua III DPRD Sulawesi Tengah Ambo Dalle dan Wakil Ketua Komisi I DPRD Morowali Utara Arman Purnama Marunduh.

Bantuan berupa 70 karung beras masing-masing isi 5 kilogram serta 50 dos mie instant itu untuk warga di Dusun I Lampi, Dusun 2, dan Dusun Lasampi Matabolo. Ketiga dusun yang belum tersentuh bantuan sejak dua pekan lalu ini berada di Desa Bunta, Petasia Timur.

“Kami sengaja prioritaskan dusun seperti Matabolo di tepi Sungai Laa karena memang belum tersentuh bantuan sejak dua pekan lalu. Bantuan ini baru tahap awal, minggu depan akan kami perluas ke Ulula dan Togo, Petasia Barat,” kata Arman Marunduh kepada wartawan, Mingu (6/4/2025) siang.

Baca jugaSitur Wijaya Dimakamkan di Sigi, Keluarga Tunggu Hasil Autopsi

Di sela penyaluran bantuan, anggota Fraksi Indonesia Sejahtera tersebut melakukan investigasi lapangan. Ia fokus mengevaluasi proyek normalisasi Sungai Lampi dan penyempitan muara Sungai Laa yang diduga menjadi penyebab lamanya genangan air.

Walaupun Bunta terdampak banjir rutin setiap tahunnya, tetapi menurut Arman, semua pihak perlu mencarikan solusi untuk mengatasi perubahan-perubahan sungai maupun fungsi lahan akibat aktivitas perusahaan sehingga memperlambat surutnya air.

“Gerindra Peduli bukan saja memberikan bantuan, tetapi kami juga berdiskusi untuk bagaimana mencari solusi yang terbaik mengatasi banjir di Desa Bunta. Sampai saat ini sudah hampir dua minggu air tidak pernah surut, ini menjadi perhatian khusus bagi kami,” ujarnya.

Dalam kunjungan Arman, warga mengungkapkan kekhawatiran tentang kondisi Desa Bunta. Salah satunya Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Bunta, Tendelino Labunga.

“Karena selalu terendam banjir, kami berharap pemerintah dapat merelokasi SMP 3 Bunta,” kata Tendelino.

Desy, Kepala Dusun Lasampi Matabolo mengusulkan pembuatan tanggul sepanjang bantaran sungai Laa yang mengarah ke pemukiman warga.

“Saya berharap Pak Arman Marunduh selaku Anleg dapat mendorong pemerintah daerah agar mau membangun tanggul di dusun kami,” ujarnya.

Arman Purnama Marunduh
Anggota DPRD Morowali Utara Arman Marunduh (kanan) saat menyalurkan bantuan paket sembako ke Desa Bunta, Minggu (6/4/2025). (Foto Ist)

Alwun Lasiwua, warga Bunta lainnya berpendapat ada dua faktor penyebab genangan banjir Bunta tak cepat surut. Pertama, air yang masuk dari luapan Sungai Laa dan kedua air yang sudah masuk itu mengalir kemana.

“Itu yang jadi persoalan sehingga air banjir lama surutnya,” ungkapnya.

Menurut Alwun, ada perubahan rutinitas pada banjir yang melintasi Petasia Timur, khususnya di desa Bunta. Jika sebelumnya banjir datangnya secara periodik 5 tahunan, tetapi kini terjadi setiap tahun di kurun waktu tiga tahun terakhir.

“Sejak 2023 banjir ini tidak lagi mengikuti siklus 5 tahunan,” katanya.

Dia bilang, dulu terdapat beberapa jembatan sebagai jalur masuk air sungai Laa ke wilayah Bunta. Namun, sebagian besar jalur itu sudah berubah jadi pemukiman warga. Ini menghambat aliran luapan yang seharusnya bisa masuk ke wilayah tersebut.

Saat ini, aliran luapan yang deras masih terjadi di dusun Matabolo melalui dua jembatan yang tersisa.

Baca jugaArman Marunduh Serap Aspirasi Masyarakat Petasia Barat

Awlun juga menyebut luapan sungai Laa dapat teratasi jika mengalirkannya ke sungai Lampi dan sungai Bungini. Sayangnya, kedua sungai ini sudah dipenuhi eceng gondok yang menghambat aliran air.

Kendala lain jauh lebih sulit teratasi, lanjut Awlun. Di mana investasi di wilayah Bunta menyebabkan penyempitan badan sungai, kondisi ini memperparah masalah.

“Pembangunan smelter dan pemukiman telah menimbun daerah tangkapan air, menyebabkan air lebih cepat meluap dan lebih lama surut. Kalau dulu air luapan masuk satu minggu lamanya dan turunnya juga sekitar satu minggu. Ini sudah hari ke-14 di dalam hitungan saya,” jelasnya.

Pun faktanya begitu, Awlun masih optimis menyebut solusi potensial mengatasi genangan banjir berlarut ini. Antara lain mengkaji kemungkinan pemompaan air ke Teluk Tomori di Kolonodane.

Langkah tersebut, kata Awlun, memerlukan data elevasi yang akurat dari hulu sungai hingga muara untuk memahami permasalahan aliran air.

“Perlu kajian ilmiah untuk memastikan efektivitas dan dampaknya,” imbuhnya.

Dalam diskusi itu, Arman Marunduh menyebut jika semua pihak patuh pada aturan dan tidak mengganggu Daerah Aliran Sungai (DAS), maka banjir mungkin tidak separah ini.

“Belajar dari keadaan sekarang maka perlunya kepatuhan terhadap aturan DAS,” sela Arman.

Usai turun lapangan, Arman memastikan segera berdiskusi bersama pihak terkait guna merumuskan tentang solusi konkrit yang akan mereka lakukan ke depan.

“Setelah waktu kerja kami kembali aktif, semua catatan dalam kunjungan ini akan saya bahas bersama pihak terkait,” tandasnya. (ham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *