Berita

Misteri Buram dalam Pusaran Proyek Abadi Jalan Kebun Kopi

194
×

Misteri Buram dalam Pusaran Proyek Abadi Jalan Kebun Kopi

Sebarkan artikel ini
Ruas jalan Kebun Kopi. (Foto: Ist)

PALU – Jalan kebun kopi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah menjadi simbol proyek yang tak pernah selesai. Masyarakat menyebutnya sebagai proyek abadi.

Meski setiap tahun puluhan hingga ratusan miliar rupiah dari APBN dialokasikan untuk perbaikan jalan ini, hasilnya masih misteri, jauh dari harapan.

Sekretaris BPC Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Kabupaten Donggala, Erwin Bulukumba, Rabu siang (7/8/2024) di Palu juga menyoroti stigma proyek abadi tersbut.

“Penanganan jalan kebun kopi sudah berlangsung lama, namun seolah tak pernah selesai. Setiap tahun dikerjakan, tetapi tak kunjung tuntas,” ungkapnya.

Erwin Bulukumba

Jalan kebun kopi di Sulawesi Tengah menghubungkan tiga wilayah penting yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong. Namun, jalan ini sering terkena longsor dan banjir setiap musim hujan, menambah kerusakan yang ada.

Menurut Erwin, sudah saatnya dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek ini.

“Setiap tahun hanya titik-titik tertentu yang diperbaiki, tanpa solusi jangka panjang. Masyarakat mempertanyakan metode penanganan yang masih konvensional,” ujarnya.

Erwin menambahkan, proyek jalan kebun kopi terkesan seperti proyek yang diciptakan untuk terus-menerus dikerjakan tanpa hasil signifikan.

“Longsor selalu terjadi, penanganannya masih terlalu konvensional. Apakah tidak ada model lain yang lebih efektif dan efisien?” kritiknya.

Dia juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kontraktor yang selalu diuntungkan dari proyek ini, sementara pengguna jalan yang paling terkena dampaknya.

“Mengapa tidak dicari solusi yang lebih modern dan efisien? Mengeluarkan biaya besar sekali pun, asal hasilnya tahan lama dan efektif.”

Erwin juga menyoroti banyaknya jalan lain di Sulteng yang perlu diperbaiki namun terabaikan karena dana terus dialokasikan untuk jalan kebun kopi.

“Masih banyak ruas jalan lain yang membutuhkan APBN, yang seharusnya menjadi prioritas dibandingkan jalan kebun kopi,” tegasnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2023 ada dua proyek besar di jalan kebun kopi: pekerjaan preservasi senilai lebih dari Rp64 miliar yang dikerjakan oleh PT Sinar Arengka Setia Maju, dan penanganan longsoran senilai lebih dari Rp60 miliar dengan kontrak multi-tahun (MYC) yang dikerjakan oleh PT AKAS.

Dengan evaluasi yang tepat dan penggunaan metode yang lebih modern, diharapkan proyek perbaikan jalan kebun kopi dapat membawa hasil yang lebih baik dan mengakhiri stigma buram proyek abadi. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *