BeritaNusantara

Chrisindo Reformanda Tamalagi Raih The Best Presenter di Konferensi Global 15th GCBSE Bangkok 2023

159
×

Chrisindo Reformanda Tamalagi Raih The Best Presenter di Konferensi Global 15th GCBSE Bangkok 2023

Sebarkan artikel ini
Chrisindo Reformanda Tamalagi meraih penghargaab The Best Presenter di ajang 15th Global Conference on Busines and Social Science (GCBSE) 2023 on Contemporary Issuea in Management and Social Science Bangkok, Thailand.

BANGKOK – Chrisindo Reformanda Tamalagi menjadi The Best Presenter di ajang 15th Global Conference on Busines and Social Science (GCBSE) 2023 on Contemporary Issuea in Management and Social Science yang berlangsung di Pratunam Bangkok, Thailand.

Keberhasilan perwakilan Universitas Pelita Harapan (UPH) Tanggerang akrab disapa Refi ini didapatkan lewat presentasinya berjudul Contestation on the Natinonal Interest of Indonesia and Thailand in Drug Control Cooperation (2016-2021).

Presentasi Refi dilakukan bersama 13 peserta lainnya dari Vietnam, Malaysia, India, Thailand, Amerika, Saudi Arabia, Afrika Selatan dan Romania pada Jumat (15/9) pukul 11.00-13.00 waktu Thailand.

Penyanggah/panelis pada panel ini DR Samkelisiwe Nkwanyana dan DR Vladimir Valerevich Syropyatov memilih Refi dari UPH Indonesia sebagai best presenter menyisihkan pemateri lainnya.

Secara keseluruhan peserta pada kegiatan ini terdiri dari 207 pemateri yang terbagi dalam 20 panel.

Refi adalah alumni SMA Negeri 2 Palu yang kini melanjutkan pendidikannya sampai jenjang S3 di UPH Tagerang. Ia putra sulung dari 3 bersaudara, anak kebanggan dari pasangan Yesiah Ery Tamalagi (Ayah) dan Christina Nurdatti (Ibu).

Yesiah Ery Tamalagi sosok staf khusus Menteri Pertanian ini, bagi redaksi adalah salah satu panutan di dunia jurnalistik yang banyak memberikan ilmu, dan senantiasa rendah hati.

Saat di Bangkok Refi sempat berkunjung ke Atase Polisi Republik Indonesia di Thailand, Kombes Pol Endon Nurcahyo, Kamis (14/9/2023).

Pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Atase Polri di Thailand membahas upaya pemberantasan narkotika Indonesia-Thailand, dan observasi kondisi negara tersebut setelah melegalkan ganja sebagai perbandingan terhadap polemik ganja di Indonesia.

Dari diskusi yang terjalin, keduanya secara pribadi sepakat bahwa ganja memiliki manfaat medis apabila dikelola dengan baik dan bertanggung jawab. Namun potensi tingkat penyalahgunaannya juga sangat tinggi.

Endon Nurcahyo dalam kesempatan tersebut menyampaikan, yang dilakukan Thailand mirip dengan fenomena dibeberapa negara lainnya yang telah memiliki landasan akademis untuk melegalisasi Ganja, serta dorongan partai politik yang telah bergabung ke pemerintahan, serta dorongan ekonomi akibat dampak pandemic Covid 19.

“Oleh karena itu, Pemerintah Thailand menjadikan Ganja sebagai golongan 5 dan kedepannya akan dikeluarkan karena pemerintah telah memperbolehkan ganja untuk digunakan secara umum,” jelas Endon Nurcahyo.

Atas penjelasan tersebut Refi yang kini juga Sekbid Kesehatan dan Penanggulangan Narkotika PP GAMKI memberikan pandangannya dengan membandingkan situasi di Indonesia saat ini.

Menurut Refi sangat wajar jika Thailand melakukan legalisasi Ganja. Mengingat kondisi ekonomi Thailand sangat terpuruk hingga minus 6.1 persen waktu Covid–19, sehingga dorongan untuk memulihkan ekonomi secara cepat diperlukan, salah satunya dengan menarik turis menggunakan Ganja.

Berbeda dengan Indonesia, pada waktu pandemi negara kita tidak mengalami penurunan yang signifikan, ditambah situasi politik di Indonesia belum ada partai politik yang memiliki fokus untuk mengkaji soal Ganja dan menyuarakan pelegalan secara terang-terangan. Ditambah faktor budaya dan Agama menjadi catatan sendiri jika ganja ingin dipergunakan secara bebas dan terbatas di Indonesia.

Di akhir diskusi, Refi memberikan hadiah buku kontestasi Indonesia–Thailand dalam penanggulangan Narkotika kepada Endon Nurcahyo yang merupakan tulisannya dan telah diterbitkan menjadi buku.

Selain berkunjung ke Atase Polri di Thailand, Refi juga melihat langsung dan berdiskusi dengan petani dan pelakunusaha ganja di Thailand. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *