Berita

Jefri Tolokende Pulang Kampung Jabat Kacabjari Morowali Utara

268
×

Jefri Tolokende Pulang Kampung Jabat Kacabjari Morowali Utara

Sebarkan artikel ini
Jefri Tolokende

MORUT – Namanya Jefri Tolokende. Jabatannya Kepala Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) Morowali di Kolonodale, Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Tahun 2024 ini usianya 36 tahun.

Di usia yang masih tergolong muda ini, Jefri sudah berkeliling Indonesia Timur dan Tengah dalam pengabdiannya di lembaga penegakkan hukum Kejaksaan.

Dalam pengabdiannya selama sepuluh tahun, Jefri akhirnya kembali ke kampung halaman sebagai Kacabjari Morowali Utara.

Perjalanan karir ini ia ungkapkan saat silaturahmi dengan awak media dan organisasi pers Morowali Utara, minggu kedua Januari di Aula Kejaksaan Negeri Cabang Morowali Utara.

“Orangtua saya aslinya dari Poso dan berdomisili di Bahodopi. Waktu kecil saya selalu bolak-balik ke Kolonodale naik truk datang beli bahan bakar minyak untuk keperluan usaha orangtua. Jadi kalau saya hafal seluk-beluk Kolonodale jaman dulu,” kata Jefri.

Berawal dari Calon Jaksa pada Cabjari Sangihe di Siau (2014-2016) lalu menjadi Jaksa Fungsional pada Kejaksaan Negeri Morotai (2016-2018). Kemudian Kasubsi Penyidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Morotai (2018-2020).

Selanjutnya Kepala Seksi Perdata Dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Negeri Morotai (2020-2021). Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Banggai (2021-2023). Lalu Kacabjari Morowali di Kolonodale 2023 sampai sekarang.

Satu hal menarik dari diskusi bersama awak media sore hingga lewat maghrib adalah kepedulian Jefri terhadap pengguna narkoba di Morowali Utara. Meski tidak dapat mengingat dengan jelas jumlah kasus yang terjadi, tapi Jefri memastikan kalau pengguna narkoba di Morowali Utara memprihatinkan.

“Di Luwuk, misalnya dari 300 kasus kasus, sepertiganya adalah kasus Narkoba, dan kebanyakan yang kami tangani berasal dari Morowali Utara. Bayangkan itu, bagaimana saya tidak mau prihatin,” jelas Jefri.

Tekad Jefri Berantas Narkoba

Jefri Tolokende bahkan telah memikirkan sebuah langkah yang meski mungkin dianggap terlalu jauh namun dia bertekad untuk mewujudkannya.

“Saya belum bisa bicara terlalu banyak soal ini karena perlu diskusi dengan pak bupati dan beberapa instansi lainnya. Minta maaf nanti saya jelaskan sama teman-teman setelah saya bertemu dengan mereka,” katanya.

Saat ini, lanjut Jefri, fokus lembaga penegak hukum yang dipimpinnya pada sejumlah kasus yang harus segera diselesaikan agar tidak melewati batas waktu yang bisa membuat seorang tersangka bebas karena lewatnya waktu pemeriksaan.

“Teman-teman eman media tentu saja menjadi bagian penting bagi kami sebagai mitra. Apalagi saya sendiri sejak masih kuliah adalah aktivis HMI yang tau betul bagaimana peran media dan awak pers dalam sebuah pergerakan,” tegasnya.

Karena itu Jefri tidak segan-segan membuka diri untuk berkomunikasi langsung dengan awak media lewat kemajuan teknologi saat ini.

“Kalau tidak bisa ketemu langsung, kan ada caranya kita berkomunikasi,” ujarnya di akhir pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *