MORUT – Calon bupati Morowali Utara (Morut) nomor urut 1, Jeffisa Putra Amrullah mengungkap berbagai tekanan terhadap masyarakat pendukung pasangan Juara Baru. Untuk melawan kekuasaan, Jeffisa-Ruben mengajak masyarakat untuk mendoakan dan memberikan dukungan kepada mereka dalam Pilkada 2024.
Dalam kampanye di Desa Tinompo, Kecamatan Lembo, Minggu (11/11/2024) lalu, Jeffisa menjelaskan bahwa masa kampanye adalah waktu untuk adu gagasan, bukan untuk menjatuhkan kandidat lain.
“Kami ingin masyarakat memahami program Jeff-Ruben dan membandingkannya dengan kandidat lain, mana yang lebih masyarakat suka. Karena ada orang yang bilang, Jeff suka kasih jelek-jelek kandidat. Padahal saya tidak pernah sebut nama,” ujarnya.
Jeffisa dan Ruben telah melakukan kunjungan ke berbagai kecamatan, seperti Bungku Utara, Mamusalato, Mori Utara, dan Lembo Raya, untuk meminta dukungan doa dari masyarakat.
“Kami hanya berharap pertolongan Tuhan dalam menjalankan amanah ini,” katanya.
Baca juga: Kompetensi Dunia Kerja, Jeffisa-Ruben Bakal Dirikan Perguruan Tinggi
Jeffisa menyadari adanya tekanan dari perangkat pemerintahan, namun tetap berkomitmen untuk tidak takut dan berjuang demi kepentingan masyarakat.
“Jeff dan Ruben hari ini melawan kekuasaan, melawan kepala dinas, kepala desa, camat dan melawan semua perangkat-perangkat yang ada. Itu tidak bisa kita pungkiri,” ungkapanya.
Pun demikian, Jeffisa dan Ruben tidak ingin membalas intimidasi yang mereka terima, melainkan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
“Tekanan-tekanan terhadap masyarakat melalui perangkat-perangkat. Di Mamoswalato, Bunku Utara, Mori Utara, semua dapat tekanan. Tapi kami sabar karena kami percaya Tuhan akan mengurus kami,” bebernya.
Mereka menggambarkan diri sebagai orang biasa yang sangat bergantung pada Tuhan.
“Kita tahu banyak hal yang kami diintimidasi. Tapi tidak perlu kita takut. Kita berjalan saja. Kami percaya bahwa Tuhan yang mengangkat derajat manusia, bukan kekuasaan,” tambah Jeffisa.
Jeffisa dan Ruben meminta dukungan doa dari masyarakat, bukan hanya di tempat ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami datang untuk meminta doa, bukan untuk kami, untuk masyarakat Morwali Utara agar kami dapat melayani dengan baik,” tandasnya. (ham)